1. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang
dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam
permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan
jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari
tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak,
dakon, dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatera yang
berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di
Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban,
sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama:
Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris permainan ini disebut Mancala.
2. Yo-yo
Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua
cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam)
yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang
digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung
lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah
satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Walaupun secara umum
dianggap permainan anak-anak, tidak sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung
bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah
dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek
giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa
gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat
dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam
celah sumbu
3. Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing"
(berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing
ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai
10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak
melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini
memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa
daerah di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya
BON dan ada juga yang menamai tempat itu HONG). Setelah hitungan
sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika
wilayahnya terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan
setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari
teman-temannya tersebut.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya
sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan
namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan
dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya
menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang
statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat
mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya,
maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing"
dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan,
sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan
dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang
dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh
si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan
lebih dulu dari persembunyiannya.
4. Dor Tap
Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak
Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu
berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa
lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu
kelompok sudah habis tertembak.
5. Permainan Benteng
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua
grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing
grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu
atau pilar sebagai 'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih
‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih
oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih
dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka.
Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’
ditentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau ‘tertawan’
menyentuh ‘benteng’ mereka masing – masing.
6. Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola.
Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai
alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang
berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola
adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan,
ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan
kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus
segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh
kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka
kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya
olahraga softball atau baseball.
Versi lain permainan kasti yang banyak dimainkan anak anak sekolah
dasar: pemain dibagi dua regu, salah satu mendapat giliran jaga dan satu
regu lagi mendapat giliran untuk memukul. Disediakan beberapa pos yang
ditandai dengan tiang dimana pemain serang (yang mendapat giliran pukul)
tak boleh di"gebok" atau dilempar dengan bola. Pemain serang bergiliran
memukul bola yang diumpan oleh salah seoarng pemain jaga. Pemain jaga
berjaga dilapangan untuk mencoba menangkap pukulan pemain serang. Ketika
bola terpukul pemain serang berlari ke pos berikut atau "pulang" ke
"rumah" yang dibatasi dengan sebuah garis. Kalau pemain yang sedang lari
menuju pos atau pulang dapat di"gebok" dia dinyatakan mati dan kedua
regu berganti - regu serang jadi regu jaga dan sebaliknya. Pemain serang
yang berhasil pulang mendapat satu angka. Regu yang mendapat angka
terbanyak ketika pertandingan berakhir dinyatakan menang. Permainan ini
memang menggunakan gerak dasar berlari, memukul bola dengan sebuah
tongkat, menangkap dan melempar. Terdiri dari 2 base dengan jarak
minimal 20 meter.
7. Gasing
Gasing / Gangsing adalah mainan yang bisa berputar
pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan
mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa
dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing
juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari
plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi
bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan
tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
Gasing dari Jepang
Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar
terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki
(paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar
tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik
berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh
secara kasar ke permukaan tanah.
8. Layang-layang
Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama
wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di
udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain
layang-layang karena anginnya besar.
Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat
pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan,
layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu
memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta
media energi alternatif.
9.Balap Karung
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional
yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta
diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian
berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat
persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung
tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak,
dan makan kerupuk.
Lomba balap karung juga diapresiasi oleh pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam perlombaan ini.
10. Galah Asin
Galah asin, galasin, atau gobak sodor adalah
sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah
permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim
terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar
tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik,
dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap
melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan
garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis
batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota
grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu
anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas
vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis
batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan
mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah
ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan
tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang),
maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal
yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan
sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan
berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
kalau di makassar nama nya main asing. seorang pemain bertindak sebagai
peluncur (kapten). permainan ini seru melatih ketangkasan, strategi,
kecepatan, dan kecerdikan.
0 komentar:
Posting Komentar