Rabu, 22 Mei 2013
Cara Mudah dan Murah mengatasi Jerawat dengan obat tradisional
Pernah terfikir oleh anda,bagaimana kalau wajah anda tumbuh jerawat? atau bahkan dipenuhi dengan jerawat.Pasti anda langsung tidak percaya diri dan mencari berbagai cara untuk menghilangkannya.Jerawat sebenarnya bukan masalah yang sangat besar dalam hidup anda,tapi bagi sebagian orang yang perduli dengan penampilan mereka justru akan menjadi masalah besar dalam hidupnya.Masalah jerawat umumnya banyak dihadapi oleh remaja.Tapi,orang dewasapun yang memiliki kulit berminyak atau yang memiliki kondisi kulit berpori-pori besar bisa terserang jerawat ini dikarenakan kulit yang berpori-pori besar yang berminyak akan menyebabkan kelenjar minyak tidak dapat keluar dengan sempurna.
- Kunyit Asam
Banyak orang yang mempercayai kalau kunyit asam dapat menghaluskan dan memperbaiki kondisi kesehatan kulit karena didalam kunyit mengandung curcuminoid yang berperan dalam memperbaiki metabolisme dan jaringan dalam tubuh,termasuk juga kulit.Sediakan kunyit secukupnya,cuci bersih kemudain ditumbuk hingga halus.Nah,hasil tumbukan kunyit tersebut oleskan pada bagian yang berjerawat ,diamkan hingga semalaman dan bersihkan pada pagi harinya.cara ini bisa efektif jika anda melakukannya rutin setiap hari tapi dari pemakaian kunyit akan menimbulkan bekas kuning dimuka anda,dan ini pasti akan membuat anda merasa tidak nyaman bukan? Nah dibawah ini ada obat tradisional alternatife lain untuk mengatasi jerawat
- Daun Sirih
Daun sirih dapat digunakan sebagai obat trdisional alternative selain kunyit,karena di dalam daun sirih mengandung antiseptik yang dapat mengeringkan jerawat yang sedang meradang.Caranya mudah sekali,daun sirih yang sudah dicuci bersih ditumbuk halus kemudian campurkan dengan air secukupnya dan disaring atau diperas.Ampas daunnya bisa anda gunakan masker di malam hari sedangkan airperasannya bisa anda gunakan untuk cuci muka dipagi hari.Atau jika anda merasa repot untuk menumbuknya anda bisa merebus daun sirih tersebut ,air dari rebusan daun sirih bisa anda oleskan pada daerah muka anda yang berjerawat.
Dengan Pemakaian secara rutin dan teratur ,jerawat anda akan berangsur – angsur mongering dan hilang.Gunakan secara teratur agar hasilnya lebih sempurna.Selamat mencoba.
NILAI BUDAYA DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL
Dalam menghadapi era globalisasi yang terus menggilas masyarakat dunia ini, maka perlu pengkajian kebudayaan secara konfrehensif. Globalisasi telah menjadi fenomena ekonomi, politik, dan budaya, tulis John Micklethwait ‘2007 : 23’ A Future The Challenge and Hidden Promise of Globalization. Kata Globalisasi mulai mendapat makna tambahan mistis, setiap orang menyebutnya tapi tidak ada yang mendefinisikannya. Bagi pemimpin Asia, globalisasi artinya dominasi Amerika. Dalam sejarah kontemporer, kita dapat menyaksikan berbagai kasus anomi sosial dan aleinasi kultural dengan segala konsekuensinya, sehingga terjadi disorientasi norma dan nilai. Sebagai solusi hal tersebut di atas, universalisme ilmu pengetahuan dan teknologi tidak perlu memudarkan kesadaran sejatinya identitas; aleinasi dari kesejatian diri sendiri adalah awal dari satu perubahan yang akhirnya bisa menjadi tanpa arah dan bahkan bebas nilai.
Pembangunan adalah suatu gerakan yang berorientasi pada nilai-nilai “value-oriented movement’. Di sini mengapa Budaya Penting? Dapat dirumuskan bahwa pembangunan, menimbulkan pergeseran budaya, tata nilai, adat istiadat, dan perubahan lain dari ciri mandiri kehidupan masyarakat. Bagi para budayawan atau ilmuwan bertitik tolak pada pemikiran yang menyatakan bahwa peninggalan masa lalu merupakan warisan yang tak ternilai harganya, maka semua bentuk peninggalan harus dilestarikan demi memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya. Slogan yang disarankan oleh Timothy Ash, yaitu “Think global, act local” seharusnya paradigma berfikirnya dibalik “think local, act global’ saat ini sudah sama pentingnya. Bahwa budaya lokal harus menjadi primadona dalam menghadapi tantangan globalisasi dan keterpurukan yang diakibatkan olehnya, sehingga manusia tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri.
Nilai-nilai yang menjadi ciri identitas suatu budaya ‘genus lokal’ akan berkaitan erat dengan otentisitas perilaku / visi hidup masyarakat pendukung budaya lokal tersebut. Nilai-nilai kearifan lokal perlu disiasati secepatnya dan diaktualisasikan dalam kehidupan keseharian, agar nilai-nilai tadi tidak hanya sebatasknowledge atau kanyaho ‘pengetahuan’ saja.
Pentingnya memahami ‘nilai-nilai budaya’ sebagai energi sosial yang mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat. Hal itu disebabkan ‘nilai budaya’ secara kokoh membentuk kinerja politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Upaya ilmiah untuk memahami dan memanfaatkan nilai-nilai budaya tersebut mutlak diperlukan oleh semua insan : budayawan, birokrat, dan semua unsur adalah :Revitalisasasi ‘dihidupkan lagi dan didorong agar tumbuh dan berkembang’; Reaktualisasi ‘dihidupkan kembali dengan ‘miindung ka usum mibapa ka jaman’; Revisi ‘disesuaikan dari tujuan semula’;Restrukturisasi ‘dimodifikasi agar sesuai dengan jamannya’; Fill In‘diisi dengan nilai-nilai baru’; Inovasi ‘adanya kreatfitas budayawan agar lebih menarik’; Kreasi ‘membuat kreasi baru yang sesuai dengan daerahnya’; Delete ‘adanya penghapusan nilai-nilai yang tidak sesuai’
Ketika perubahan jaman terjadi karena desakan dan kebutuhan, maka pola pikir manusia pun berubah sesuai dengan kebutuhan yang dihadapinya. Di sini ada paradigma baru bersifat kedirian yang tercerabut dari akar budayanya. Begitu pula dengan pola pikir manusia yang diwujudkan dalam tradisi, dengan adanya perubahan yang mengglobal, maka tradisi itu pun selalu berubah pula.
Perwujudan tradisi yang diterapkan masyarakat selalu berkaitan dengan alam sekitar, karena hukum alam adalah hukum Tuhan yang sangat dipatuhinya, sehingga ketika manusia akan bersentuhan dengan alam, mereka sadar akan dirinya dan Tuhannya. Hubungan harmonis ini selalu dilestarikan dengan sikap dan gaya hidupnya. Dari sinilah lahir norma dan falsafah hidup yang arif bijaksana yang sadar akan kelangsungan generasinya. Kesadaran itu diterapkan dalam menjaga dan menghormati alamnya
Inilah Balapan Sapi Tradisional Indonesia
KOMPAS.com - Indonesia memiliki kekayaan budaya dan salah satu budaya di Indonesia adalah lomba balapan tradisional menggunakan hewan. Ini merupakan balapan tradisional unik dan asli Indonesia. Apa saja jenis balapan asli Indonesia tersebut? Berikut jawabannya.
Karapan Sapi Madura
Karapan sapi merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura Jawa Timur. Bagi kebanyakan masyarakat Madura, karapan sapi tidak hanya sebuah pesta rakyat atau acara yang diselenggarakan tiap tahun yang diwarisi secara turun temurun. Tetapi karapan sapi bagi masyarakat Madura adalah bentuk simbol prestise yang dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura, karena sapi yang digunakan untuk pertandingan merupakan sapi-sapi yang berkualitas sangat baik tentu dengan perlakuan yang istimewa pula.
Pulau Madura tidak hanya dikenal sebagai penghasil garam, tetapi juga penghasil sapi-sapi pacuan yang berkualitas sangat baik. Tidak jarang sang pemilik sapi mempersiapkan sapi pacuannya dengan memberikan pijatan khusus dan makanan tidak kurang dari 80 butir telur setiap harinya, agar stamina dan kekuatan sapi sapi tersebut terjaga.
Bahkan perlakuan istimewa sapi sapi tersebut di beberapa rumah terlihat ada yang menghiasi garasi bukan dengan mobil tetapi malah sapi tersebut yang berada di garasi rumah. Maklum saja karena untuk sapi yang memenangkan pertandingan dapat mencapai harga Rp 75 juta per ekornya.
Dalam perayaan karapan sapi ini, harga diri para pemilik sapi dipertaruhkan. Kalau mereka dapat memenangkan pertandingan, selain hadiah uang didapat biasanya hadiah dari pertaruhan juga mereka dapatkan. Kalau mereka kalah dalam pertandingan ini, harga diri pemilik jatuh dan mereka habis uang yang tidak sedikit untuk karapan sapi ini. Karena perawatan sapi–sapi sebelum pertandingan mahal, dan biasanya mereka menyewa dukun agar menjaga sapinya selamat dari serangan jampi-jampi musuh mereka.
Perayaan besar karapan sapi ini diadakan sekali dalam setahun, tetapi untuk menuju final harus memenuhi beberapa tahapan terlebih dahulu.
Ada dua macam perayaan karapan sapi di Madura. Pertama adalah Presiden Cup dan Bupati Cup. Untuk Bupati Cup biasanya diadakan dua dalam setahun. Para pemenang Bupati Cup ini biasanya akan melanjutkan pertandingannya ke Presiden Cup. Untuk para fotografer momen yang bagus adalah pada saat Bupati Cup.
Dalam karapan sapi, para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat sapi dan ketangkasan para jokinya. Sebelum memulai para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi di sekeliling pacuan disertai alat musik seronen, perpaduan alat musik khas Madura sehingga membuat acara ini menjadi semakin meriah.
Karapan sapi Madura. (BARRY KUSUMA)
Panjang rute lintasan karapan sapi tersebut antara 180 sampai dengan 200 meter yang dapat ditempuh dalam waktu 14-18 detik. Tentu sangat cepat kecepatan sapi–sapi tersebut. Selain kelihaian joki terkadang bambu yang digunakan untuk menginjak sang joki melayang di udara karena cepatnya kecepatan sapi sapi tersebut.
Untuk memperoleh dan menambah kecepatan laju sapi tersebut, pangkal ekor sapi dipasangi sabuk yang terdapat penuh paku yang tajam dan sang joki melecutkan cambuknya yang juga diberi duri tajam ke arah bokong sapi.
Tentu saja luka ini akan membuat sapi berlari lebih kencang, tetapi juga menimbulkan luka di sekitar pantat sapi. Setelah bertanding sapi tersebut diberi istirahat beberapa waktu agar luka itu sembuh. Sapi yang dipertandingkan di karapan ini hanya 2 sampai dengan 3 kali saja dan tidak boleh lebih.
Jarak pemenang terkadang selisih sangat tipis, bahkan tidak jarang hanya berjarak 1-2 detik saja, dan hal ini terkadang membuat pihak yang kalah memprotes. Tetapi mereka diberikan kesempatan untuk bertanding lagi dengan yang kalah. Saat yang membahagiakan bagi para pemenang adalah selain mendapat hadiah, biasanya hadiah taruhan juga mereka dapatkan. Selain itu harga sapi pemenang dapat membumbung tinggi harganya.
Makepung di Jembrana
Makepung yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki.
Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau ini pun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara profesional.
Sekarang ini, makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja. Para pegawai dan pengusaha dari kota pun banyak yang menjadi peserta maupun pendukung.
Apalagi, dalam sebuah pertarungan besar, Gubernur Cup misalnya, peserta makepung yang hadir bisa mencapai sekitar 300 pasang kerbau atau bahkan lebih. Suasana pun menjadi sangat meriah dengan hadirnya para pemusik jegog (gamelan khas Bali yang terbuat dari bambu) untuk menyemarakkan suasana lomba.
Ketika mulai dilombakan pada tahun 1970-an, aturan dan kelengkapan dalam makepung ikut mengalami beberapa perubahan. Misalnya, kerbau yang tadinya hanya seekor, sekarang menjadi sepasang. Kemudian, cikar atau gerobak untuk joki yang dulunya berukuran besar, kini diganti dengan yang lebih kecil.
Makepung di Jembrana, Bali. (BARRY KUSUMA)
Selain itu, kerbau peserta makepung sekarang juga lebih ‘modis’ dengan adanya berbagai macam hiasan berupa mahkota yang dipasang di kepala kerbau dan bendera hijau atau merah di masing-masing cikar. Sementara, arena Makepung berupa track tanah berbentuk U sepanjang 1-2 km.
Berbeda dengan karapan sapi madura ataupun event yang bersifat race lainnya, makepung mempunyai aturan yang sedikit unik. Pemenang lomba ini bukan hanya ditentukan dari siapa atau pasangan kerbau mana yang berhasil mencapai garis finish pertama kali saja, akan tetapi ditentukan juga dari jarak antar peserta yang sedang bertanding.
Artinya, seorang peserta akan dianggap sebagai pemenang bila ia menjadi yang terdepan saat mencapai finish dan mampu menjaga jarak dengan peserta di belakangnya, sejauh 10 meter.
Namun, bila pasangan kerbau yang berada di belakang bisa mempersempit jarak dengan peserta di depannya, menjadi kurang dari 10 meter, maka pasangan kerbau yang di belakang itulah yang akan keluar sebagai pemenang. Perlombaan diselesaikan dalam hitungan delapan sampai sepuluh menit dalam setiap race-nya.
Pacu Jawi di Tanah Minang
Di Tanah Minang Pacu Jawi atau yang disebut Pacu Sapi merupakan salah satu event budaya yang saat ini sangat dikenal dari Sumatera Barat. Pada mulanya pacu jawi dilakukan para petani dan masyarakat sekitar Tanah Datar untuk mengisi kegiatan setelah masa panen usai.
Pacu jawi ini biasanya diadakan 3 kali setahun di Tanah Datar. Kalau belum tahu banyak yang mengira pacu jawi ini di Madura, karena memang yang terkenal akan balapan sapinya hanyalah daerah Madura. Memang serupa tetapi tidak sama.
Perbedaan mencolok dari pacu jawi di Tanah Datar dengan karapan sapi Madura adalah lahan yang digunakan. Kalau karapan sapi menggunakan tanah datar sebagai arena, sedangkan pacu jawi menggunakan area sawah yang sudah basah. Sehingga kalau difoto tampak lebih dramatis dan banyak mendapatkan momen yang bagus.
Pacu jawi. (BARRY KUSUMA)
Filosofi dari pacu jawi ini adalah pemimpin dan rakyat bisa berjalan bersama. Inilah kenapa sapi yang dipakai untuk pacu Jawi ada dua ekor, dan pemenangnya tidak ditentukan siapa yang tercepat tetapi yang bisa berlari lurus seperti orang yang selalu dijalan lurus lebih tinggi nilainya. Yang unik pacu jawi dilepas sendirian dan tidak dipasang lawan. Konon cara ini dibuat agar tidak terjadi taruhan yang kerap terjadi pada setiap balapan.
Awalnya pacu jawi murni hiburan bagi para petani usai masa panen dan hal inilah yang membuat pacu jawi menarik, meriah, dan berbeda. Jokinya dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan dimulai. Ternyata alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang digunakan petani untuk membajak sawah. Oleh karena keunikannya, pacu jawi kini menjadi salah satu ciri khas dari Sumatera Barat terutama untuk wilayah Tanah Datar dan Lima Puluh Kota
Daftar Nama Pakaian Tradisional Seluruh Indonesia | Gambar Pakaian Tradisional Indonesia | Baju Adat Tradisional
Daftar Nama Pakaian Tradisional Seluruh Indonesia | Gambar Pakaian Tradisional Indonesia | Baju Adat Tradisional - Indonesia mempunyai banyak sekali warisan budaya dari nenek moyang yangcharus kita jaga kelestarianya sampai akhir hayat. Jenis dan nama Pakaian adat di Indonesia memiliki ciri khusus yang di sesuaikan dengan culture setiap daerah masing - masing.
1 Pakaian Nangroe Aceh Darussalam
2 Pakaian Sumatera Utara
3 Pakaian Sumatera Barat
4 Pakaian Bengkulu
5 Pakaian Lampung
6 Pakaian D. I. Yogyakarta
7 Pakaian Jawa Tengah
8 Pakaian Jawa Timur
9 Pakaian Kalimantan Tengah
10 Pakaian Kalimantan Selatan
11 Pakaian Kalimantan Timur
12 Pakaian Kalimantan Barat
13 Pakaian Sulawesi Tengah
14 Pakaian Sulawesi Selatan
Bagi anda yang ingin melihat daftar dan gambar pakaian tradisional silahkan kunjungi website berikut www.budaya-indonesia.org silahkan copy dan paste di browser anda.
Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
Sumatra Barat/ Melayu:
Sumatra Selatan Songket
Lampung: Tapis
Sasiringan
Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu
Papua Timur : Manawou
Papua Barat : Ewer
Nama baju tradisional di atas merupakan update terbaru untuk info selangkapnya kami akan terus mengupdate nama - nama pakaian adat indonesia, terima kasih atas kunjungannya.
1 Pakaian Nangroe Aceh Darussalam
2 Pakaian Sumatera Utara
3 Pakaian Sumatera Barat
4 Pakaian Bengkulu
5 Pakaian Lampung
6 Pakaian D. I. Yogyakarta
7 Pakaian Jawa Tengah
8 Pakaian Jawa Timur
9 Pakaian Kalimantan Tengah
10 Pakaian Kalimantan Selatan
11 Pakaian Kalimantan Timur
12 Pakaian Kalimantan Barat
13 Pakaian Sulawesi Tengah
14 Pakaian Sulawesi Selatan
Bagi anda yang ingin melihat daftar dan gambar pakaian tradisional silahkan kunjungi website berikut www.budaya-indonesia.org silahkan copy dan paste di browser anda.
Jawa: Batik.
Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
Sumatra Barat/ Melayu:
Sumatra Selatan Songket
Lampung: Tapis
Sasiringan
Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur
Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu
Papua Timur : Manawou
Papua Barat : Ewer
Nama baju tradisional di atas merupakan update terbaru untuk info selangkapnya kami akan terus mengupdate nama - nama pakaian adat indonesia, terima kasih atas kunjungannya.
10 Jajanan Tradisional yang Hampir Terlupakan
Dijaman moderen saat ini pastinya kita sangat sulit untuk menemukan jajanan tradisional yang mungkin pada jaman dulu sangat di gemari masyarakat seiring perkembangan jaman pun makanan makanan Tradisional tersebut mulai sulit di jumpai lagi. Nah berikut ini ada beberapa jenis makanan tradisional yang hampir terlupakan lagi. Mau tahu jajanan apa aja simak berikut ini.
1. Kue Rangi
Kue rangi ini kue khas betawi, bentuknya mirip kue pancong atau bandros, tapi ukurannya lebih kecil. Rasanya juga jauh berbeda karena kue rangi dibuat dari bahan yang sederhana. Cuma campuran tepung kanji atau sagu tani dan kelapa parut. Setelah dipanggang, kue disajikan dengan larutan gula merah. Untuk harganya relatif sangat murah. Hanya Rp 100 tiap sekat atau Rp 1.000 tiap lembar yang terdiri dari 12 sekat kue.
Kue rangi ini kue khas betawi, bentuknya mirip kue pancong atau bandros, tapi ukurannya lebih kecil. Rasanya juga jauh berbeda karena kue rangi dibuat dari bahan yang sederhana. Cuma campuran tepung kanji atau sagu tani dan kelapa parut. Setelah dipanggang, kue disajikan dengan larutan gula merah. Untuk harganya relatif sangat murah. Hanya Rp 100 tiap sekat atau Rp 1.000 tiap lembar yang terdiri dari 12 sekat kue.
2. Klepon
Klepon ini termasuk jajanan tradisional yang sampai sekarang masih eksis. Terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bola-bola kecil dan berisi irisan gula merah. Bertabur kelapa parut dan kalau dimakan ada sensasi “nyess” ketika kleponnya tergigit.
Klepon ini termasuk jajanan tradisional yang sampai sekarang masih eksis. Terbuat dari tepung ketan yang dibentuk bola-bola kecil dan berisi irisan gula merah. Bertabur kelapa parut dan kalau dimakan ada sensasi “nyess” ketika kleponnya tergigit.
3. Cenil
Cenil ini termasuk kerabatnya si Klepon, rasanya kenyal karena terbuat dari tepung kanji atau sagu tani. Warnanya cerah ceria, penyajiannya ditaburi gula pasir dan kelapa parut
Cenil ini termasuk kerabatnya si Klepon, rasanya kenyal karena terbuat dari tepung kanji atau sagu tani. Warnanya cerah ceria, penyajiannya ditaburi gula pasir dan kelapa parut
4. Getuk Lindri
Getuk lindri, penjual panganan yang terbuat dari singkong ini punya cara khas dalam menjajakannya. Gerobak getuk lindri selalu full musik, kebanyakan sih dangdut. Jadi kalau ada alunan dangdut siang-siang, bisa dipastikan tukang getuk lindri sedang lewat.
Getuk lindri, penjual panganan yang terbuat dari singkong ini punya cara khas dalam menjajakannya. Gerobak getuk lindri selalu full musik, kebanyakan sih dangdut. Jadi kalau ada alunan dangdut siang-siang, bisa dipastikan tukang getuk lindri sedang lewat.
5. Kue Cucur
Kue cucur ini sekarang udah jarang di temui, jajanan yang terbuat dari tepung beras ini rasanya manis gula merah.
Kue cucur ini sekarang udah jarang di temui, jajanan yang terbuat dari tepung beras ini rasanya manis gula merah.
6. Kembang Goyang
Ga tau kenapa namanya kembang goyang. Apa bikinnya sambil goyang-goyang? Yang pasti jajanan ini juga udah mulai langka..
Ga tau kenapa namanya kembang goyang. Apa bikinnya sambil goyang-goyang? Yang pasti jajanan ini juga udah mulai langka..
7. Clorot
Namanya unik, bentuknya juga unik. Ada yang baru tau? Itu bisa dimaklumi..ini jajanan juga udah jarang ditemui.
Namanya unik, bentuknya juga unik. Ada yang baru tau? Itu bisa dimaklumi..ini jajanan juga udah jarang ditemui.
Obat tradisional menambah nafsu makan
Obat tradisional menambah nafsu makan - Anak susah makan, tentu bagi ibu-ibu rumah tangga sering mengalami hal tersebut buah hati kesayanganya sulit untuk disuruh makan, selalu banyak saja ulah mereka untuk tidak makan, padahal seperti yang kita ketahui anak-anak sangat membutuhkan asupan gizi yang yang cukup.
Bila anda mengalami hal tersebut anak sulit makan, atau anda sendiri yang mengalami hal tersebut, tidak nafsu makan anda dapat mencoba obat tradisional meningkatkan nafsu makan berkut ini
Bila anda mengalami hal tersebut anak sulit makan, atau anda sendiri yang mengalami hal tersebut, tidak nafsu makan anda dapat mencoba obat tradisional meningkatkan nafsu makan berkut ini
- Lempuyang
- Ambil lempuyang yang masih segar sebesar ibu jari, kemudian diparut, tambahkan dengan sedikit air, aduk-aduk sampai rata, kemudian peras, saring ambil airnya
- Air perasan lempuyang tersebut tambahkan dengan Asam ½ gelas
- Kemudian tamhankan juga Gula merah dan garam secukupnya
- Minum air ramuan tersebut satu kali dalam sehari, dengan dosis sekali minum satu gelas kecil
- Daun enceng-enceng
- Ambil daun enceng-enceng yang masih segar sebanyak 30 lembar
- Cuci sampai bersih kemudian diasap-asapkan sebentar
- Makan daun enceng-enceng tersebut sebagai lalap 2-3 kali sehari, sebagai lalap
- Biji mahoni
- Ambil biji mahoni ½ sendok teh
- Seduk biji mahoni tersebut dengan ½ gelas air panas suam-suam kuku
- Tambahkan madu 1 sendok makan
- Minum air ramuan tersebut 2-3 kali dalam sehari dengan dosis sekali minum 3 sendok teh
- Daun pepaya
- Ambil daun pepaya yang masih segar satu genggam
- Cuci sampai bersih
- Parut daun pepaya tersebut, tambahkan sedikit air, aduk-aduk, kemudian saring ambil airnya
- Air ramuan tersebut tambahkan dengan madu 1 sendok makan
- Minum air ramuan daun pepaya tersebut 2-3 kali dalam sehari dengan dosis sekali minum ½ gelas
Langganan:
Postingan (Atom)